Jumat, 21 Desember 2012

ANAK PRA-SEKOLAH DAN ANAK SEKOLAH




1.      Perkembangan Jasmani dan Psiko-motorik
Gestaltwandel pertama (Zeller,1952;Helzer,1961) sekitar 6 tahun terlihat bahwa bagian anak sebelah ataslebih lamban berkembangnya dari pada badan bagian bawah. Angota-anggota badan masih relative pendek, kepala relatif besar, perutnya masih besar dan ada gigi susu.
Sesudah Gestaltwandel I (6 tahun) bila anak sudah mencapai bentuk anak sekolah maka ia akan lebih menyerupai bentuk orang dewasa daripada misalnya anak umur 2 tahun. Jadi sesudah usia 6 tahun, pertumbuhan badan menjadi agak lambat, daripada waktu-waktu sebelumnya.
Berat badan bertambah lebih banyak daripada panjan badanya, kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar. Dengan terus bertambahnya berat dan kekuatan badan dapat diharapkan bahwa kemampuan-kemampuan seperti lari, meloncat, dan melempar akan bertambah dalam masa ini.

2.      Emanisipasi Karena Pendidikan Formal
Anak baru bias diterima di sekolah dasar bila ia sudah mencapai umur 7 tahun. Kriteria umur ini sebetulnya mencakup criteria lain yang berhubungan dengan kemasakan:
ü  Anak harus dapat kerjasama dalam kelompok dengan anak-anak lain.
ü  Anak harus dapat mengamati secara analitik.
ü  Anak secara jasmaniah harus sudah mencapai bentuk anak sekolah’
Moore (lihat Pines, 1969) menciptaka mesin tulis yang dapat bicara dan mempelajari anak membaca pada umur 3 tahun.
Sisi negative anak mempelajari membaca sebelum waktunya:
·         Seringkali anak diberi pelajaran membaca pada waktu yang sangat muda melainkan untuk memuaskan kebanggaan orang tuanya. Jadi tidak demi kepentingan anaknya.
·         Kalau anak mngerti bahwa ia sudah menguasai apa yang akan dipelajarkan di kelas satu hal itu akan bias menurunkan motivasi belajarnya dan menyebabkan sikap yang negatif terhadap tugas-tugas yang harus dilakukannya.
Dalam publlikasi baru NST (Monks dkk, 1978) sekali lagi ditandaskan akan fungsi signalemen NST . Dalam waktu-waktu sebelumnya maka test seleu dipakai sebagai alat yang menentukan (mampu sekolah versus tidak mampu sekolah).Perlu diperhatikan disini bahwa pendidikan harus berusaha untuk menolong anak sesui dengan kemempuan masing-masing supaya akhirnya ia berhasil dalam pelajarannya.
3.      Perkembanga Sosial dan Kepribadian
Perkembangan social dan kepribadian mulai dari usia pra-sekolah sampai akhir masa sekolahditandai oleh meluasnya lingkungan social. Meluasnya lingkungan social bagi anak menyebabkan anak menjumpai pengaruh-pengaruh yang ada di luar pengawasan orang tuannya. Aspek-aspek tsb :
1)      Interaksi denagn anak-anak sebaya
Anak biasanya berusaha untuk menjadi anggota suatu kelompok, kelompok-kelompok semacam ini terdapat dalam Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Stadium-stadium dalam kesadaran peraturan menurut Plaget:
v  Adanya permulaan kerja sama serta konformisme social yang bertambah (7-10 tahun), sehubungan dengan hal itu adanya suatu perhatian yng lebih besar pad interaksi yang mengandung peraturan-peraturan.
v  Fase pra social agrosentris (2-6 tahun), Adanya hubungan yang kurveliner antara konformisme dan umur, konformisme=makin bertambah dengan bertambahnya usia sampai permulaan masa remaja, sesudah itu menurun.
v  Puncak kurve (9-15 tahun) penebaran 6 tahun menunjukan bahwa sukar untuk menentukan batas umur yang tepat.
Dapat diduga bahwa sebetulnya bukan factor umur yang penting melainkan keadaan keliling, jenis kelamin dan sifat tingkah laku yang digunakan untuk meneliti konformimsme itu. Bisa juga antara urutan kelahiran dalam keluarga dan besar kecilnya kepekaan pengaruh oleh teman-teman sebaya. Diketemukan bahwa anak yang tertua lebih mudah berpengaruh oleh norma-norma kelompok dan orang-orang lain dibanding dengan adik-adiknya. Hal ini karena:
*      Anak-anak sulung diduga menerima pendidikan yang lebih berubah-ubah dibanding dengan adik-adiknya.
*      Anak-anak sulung lebih menerima perlindungan; disamping itu maka tingkahlaku yang konformistis tergantung mendapat pujian.
Faktor-faktor sosialisasi yang memajukan tingkah laku sesuai jenis kelamin memegang peranan penting.
a)      Spontanitas versus sikap terkontrol
Haditono (1974) menemukan bahwa sikap spontan atau tidak spontan anak-anak pra sekolah mungkin dipengaruhi oleh sifat suatu kebudayaan tertentu. Di sini sebetulnya persepsi anak terhadap perint
H dan larangan itu yang mungkin lebih penting daripada perintah atau larangannya sendiri.

2)      Perkembangan motivasi prestasi
Setiap tingkah laku pasti mempunyai motif. Setiap perbuatan dan tindakan mempunyai dasar, mempunyai motif. Seseorang yang paling banyak melakukan peneliian adalah (McClelland, 1953. 1980; Hermans, 1971, dan Haditono, 1979). Kebutuhan merupakan dasar timbulnya motif.
·         Freud => tingkah laku akhirnya harus dijabarkan dari nafsu seksual beserta motif-motifnya yang timbul dari nafsu seksual tersebut.Nafsu mati serta motif-motifnya yang timbul dari nafsu tersebut yaitu Agresi dan Destruksi.
·         Adler => semua tingkah laku manusia timbul dari nafsu ingin menguasai.
·         Allport (1966)=> banyaknya motif itu sama dengan banyaknya usaha yang ada.
Perbedaan motivasi intrisik vs ekstrinsik:
o   M. Intrisik => suatu perbuatan memeang diinginkan karena seseorang senang melakukannya (motivasi datang dari dalam diri sendiri)
o   M. Ekstrinsik => sesuatu perbuatan dilakukan atas dasar dorongan atau paksaan dari luar.


Macam-macam motif:
*      Motif mendorong terus, memeberikan energi pada suatu tungkah laku (dasar energic).
*      Motif menseleksi tingkah laku, menentukan arah apa yang akan dan tidak akan dilakukan.
*      Motif mengatur tingkah laku, bila sudah memilih salah satu arah perbuatan maka arah itu akan tetap dipertahankan.
Standart keunggulan berhubungan dengan;
*      Dalam hubungan dengan orang lain, bahwa anak ingin berbuat lebih baik daripada apa yang telah diperbuat orang lain.
*      Dalam hubungan dengan prestasi sendiri yang lampau, bahwa anak ingin bebuat melebihi prestasinya yang lalu, ingin menghasilkan lebih baik daripada apa yang telah dihasilkannya semula.
*      Dalam hubungan dengan tugasnya, bahwa ia ingin menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin (merupakan tantangan bagi anak).
Pentingnya memeberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan sikap dapat berdiri sendiri. Anak membutuhkan keyakinan terutama dalam hal apa yang dilakukan, apa yang dihasilkan. Anak ingin manipulasi, ingin bergaul dengan benda-benda, ingin menyelidiki lingkungannya, dari keinginan dan usaha-usaha dalam hal-hal ini lambat laun timbullah keinginan untuk menghasilkan sesuatu, untuk dapat berprestasi.
3)      Perkembangan identitas jenis kelamin atau tingkah laku sesuai dengan jenis kelamin.
Jans (1973),
Tiga factor yang penting dalam timbulnya tinglah laku meneurut Jans (1973):
*      Factor Biologi
*      Faktor Sosial
*      Faktor Kognitif
Teori cara menerangkan mengenai tingkah laku spesifik jenis kelamin menurut Kohlberg (1966):
        Teori Psikoanalisa
Identitas jenis  kelamin timbul karena proses-proses yang terjadi selama periode Oedipus antara 2½-6 tahun, antara 3 dan 4 tahun anak laki-laki dan ada dalam situasi ini.
        Teori Belajar Sosial
Tingkah laku yang spesifik jenis kelamin timbul karena pengaruh lingkungan social.
        Teori Perkembangan yang Kognitif
Dalam timbulnya tingkah laku spesifik jenis kelamin maka proses-proses kognitif sebagai factor-faktor perantara mempunyai tempat yang penting, artinya seseorang lebih dulu menjalani kategorosaso diri sendiriyang kognitif yaitu mengenali diri sendiri sebagai laki-laki atau wanita.
            Dasar-dasar penelitian pada tahun terakhir:
*      Agresi (mulai tahun ke 2) lebih banyak terdapat pada laki-laki.
*      Aktivitas (mulai tahun ke 3) lebih banyak terdapat pada laki-laki.
*      Dominasi (mulai tahun ke 4) lebih banyak terdapat pada laki-laki.
*      Impulsivitas (mulai usia pra sekolah) lebih banyak terdapat pada laki-laki.
*      Kecemasan (mulai 8/9 tahun) lebih banyak terdapat pada laki-laki.
*      Kecakapan-kecakapan verbal (pada suatu kelompok kecil anak wanita mulai 4 tahun, tetapi pada umumnya 11/12 tahun) lebih banyak terdapat pada perempuan.
*      Kecakapan pengamatan ruang (mulai 11/12 tahun) lebih kuat terdapat pada laki-laki.
*      Pengertian Kuantitatif (mulai 10 tahun) lebih baik pada anak laki-laki.
4)      Perkembangan Pengertian Norma
        Disebutkan pendapat-pendapat beberapa teori mengenai moralitas, yaitu teori psikoanalisa ada 3 bagian dalam diri seseorang yang akan berkembang menurut urutan sebagai berikut: das Es, das Lch dan das Ueber lch. Pada permulaan hanya ada das Es yaitu implus-implus napsu. Das Lch menjaga supaya hubungan relitas dapat dikoordinasi dan akhirnya das Ueber lch bagiannya yang membawakan norma-normanya, perintah-perintah dan larangannya yang diberikan oleh dunia keliling.
            Menurut pendapat Freud anak pada usia 4 dan 3 tahun akan mempunyai keinginan seksual terhadap ibunya.
Ueber-Ich bukan hanya norma-norma yang berasal dari ayahnya saja melainkan juga norma-norma yang dating dari orang lain.
Brown(1973)  menunjukan bahwa anak laki-laki lebih langsung mengalami periode Oedipus dengan konfrontasi yang lebih keras dengan ayahnya,maka anak laki-laki pada umumnya mempunyai moralitas lebih keras dari pada anak wanita.
Dugaan ini mengakibatkan adanya kesukaran untuk membuktikannya secara empirik.
            Sejak 30 th yang lalu Piaget mengadakan penelitian yang sistematik mengenai fenomena-fenomena kata hati. Menerutnya”harus dimulai dengan aturan-aturan”.
Misalnya aturan permainan.
Penemuan-penemuan Piaget yang penting disini ialah bahwa anak mempunyai pendapat yang absolute.
Piaget mempunyai metode yang disebut cerita-cerita fiktif. Dalam cerita-cerita ini selalu Nampak suatu akibat suatu maksud baik dan maksud yang tidak baik.
Teori yang dikembangkan Peaget ini diberikan dasar teoritis  yang lebih baik oleh Kohlberg (1963). Menurutnya perng kamil melalui 6 stadium.
            Berdasarkan penelitian dilema moral berhubungan dengan nilai-nilai pokok dalam kehidupan bersama.
Misalnya,keadilan dan hak untuk hidup.
Kohiberg menemukan suatu penemuan yang tak terduga,yaitu para maahasiswa yang sebelum memasuki perguruan tinggi telah mencapai stadium ke 4 atua ke 5 segera kembali lagi pada stadium 2.
Masih ada satu factor Lgi yang ditunjukannya,yaitu mengenai hubungan antara perkembangan tingkah laku moral dan pola peranan yang diharapkan kepada seseorang.
            Kohlberg menemukan bahwa para ibu-ibu rumah tangga pada umumnya ada pada stadium 3, hal itu karena mereka tidak banyak dituntut untuk mengmbil keputusan- keputusan yang berhubungan dengan moral dan insan kamil.
Akhirnya pendapat teori belajar mengemukakan bahwa semua tingkauh laku adalah tingkah laku yang dipelajari .Teori ini menolak dengan tegas bahwa manusia mempunyai suatu sifat bawaan ,baik itu sifat yang baik maupun sifat tidak baik. Menurut pendapat ini maka kata hati merupakan suatu system norma-norma yang telah diinternalisasi (merasuk menjadi milik pribadi seseorang). Hal ini berarti bahwa seseorang akan tetap melakukan norma-norma tadi meskipun tidak ada control dari luar.Norma –norma yang sudah
diinternalisasi tadi membuat anak makin dapat bertingkah laku sesuai dengan apa yang seharusnya dia lakukan. Cara orang tua mengasuh anak merupakn hal yang pokok. Mempunyai ayah dan ibu yang kasih saying, yang menerima anak dalam keadaan apapun merupakan syarat yang paling utama untuk perkembangan hati-hati yang baik.
5)      Perkembangan kognitif
*      Pengertian – pengertian pokok dalam teori perkembangan Piaget
Dalam teorinya Piaget banyak menggunakan pengertian-pengertian yang langsung diambil dari biologi. Epistemologi : perhatian terhadap cabang ilmu pengetahuan ini antara lain Nampak dalam penelitian empiric terhadap timbulnya pengertian-pengertian atau konsep-konsep waktu, ruang, kausalitas dan kesadaran akan aturan.
Asimilasi yaitu kecenderungan organisme untuk mengubah lingkungannya guna menyesuaikannya dengan dirinya sendiri.
Akomodasi yaitu kecenderungan organisme untuk merubah dirinya sendiri guna menyesuaikan diri dengan sekelilingnya. Kecenderungan organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaaan setiap organisme untuk menghintegrasi proses-prosesnya sendiri menjadi system-sistem yang koheren.
Prinsip ekuilibrium piaget melainkan suatu proses yang teratur, proses-proses asimilasi dan akomodasi yang komplameter menyebabkan seseorang selalu berusaha mencapai keadaan yang seimbang lagi.
Disini ada keadaan seimbang bila individu tidak lagi perlu mengubah hal-hal kelilingnya untuk mengadakan asimilasi dan juga tidak lagi harus mengubah dirinya sendiri untuk mengadakan akomodasi dengan hal-hal yang baru.
Piaget memang hanya ingin menunjukan bahwa menurut pendapatnya dalam perkembangan berpikir manusia ada suatu arah menuju keharmoni dan keteraturan.
*      Representasi dunia dan stadium” dalam perkembangan kognitif.
Representasi dunia luar ke dalam diri sendiri dan dengan begitu cara berfikir mengenai dunia luar berjalan sebagai berikut:
*      Bayangan (image) ; hal ini dijumpai pada anak-anak umur 4th . ini merupakan representasi pertama suatu kejadian dan tidak merupakan pencerminan fotografis yang eksak.
*      Symbol adalah suatu bentuk representasi lain. Symbol justru melebihi kejadian yang has dan menunjuk pada sesuatu yang lain dari pada hal yang sesungguhnya(knoers, 1976).
*      Konsep(pengertian): mulai umur anak pra-sekolah timbulah pada anak kebutuhan untuk mengatur kesan-kesan dan kejadian-kejadian menemukan hubungan-hubungan dan relasi-relasi kausal.
*      Aturan adalah suatu hubungan antara dimensi dua pengertian atau lebih. Ada aturan yang formal dan yang tidak formal. Aturan-aturan formal berdasarkan hokum-hukum alam, sedangkan  aturan-aturan tidak formal berdasarkan perjanjian atau pengalaman.
Menurut Piaget perkembangan kognisi dapat dibagi menjadi beberapa stadium, artinya fungsi kognisi pada umur yang berlain-lainan dapat jelas dibadakan satu sama lain.
A)    Stadium sensorik-motorik(0-18 atau 24 bulan)
Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif selama stadium sensorik motorik ini, inteligensi anak baru Nampak dalam bentuk aktifitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik dalam stadium ini yang penting adalah tindakan-tindakan kongkrit dan bukan tindakan-tindakan yang imaginer atau hanya dibayangkan saja.
Dari observasi-observasi ini ternyata  bahwa selama stadium sensorik motorik ini ada berkembang suatu proses, Piaget menamakan proses ini proses desentrasi, artinya anak dapat menganggap dirinya sendiri dan lingkungan sebagai dua entitas yang berbeda.
B)     Stadium pra-operasional(kurang lebih 18 bulan-7 th).
Stadium pra-operasional dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbolius, imitasi (tidak langsung) serta bayangan dalam mental. Semua proses ini menunjukkan bahwa anak sudah mampu untuk melakukan tingkah laku simbolis. Berpikir pra-operasional masih sangat egosentrik. Anak belum mampu (secara perpepsual, emosional-motifational dan konseptual) untuk mengambil perspektif oramg lain. Cara berfikir pra-operasinal sangat memusat (centralized). Berpikir pra-operasional adalah tidak dapat dibalik (irreversable). Anak belum mampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan melakukan tindakan tersebut sekali lagi secara mental dan arah yang sebaliknya.
Berfikir pra-operasional adalah terarah statis. Bila situasi A beralih ke situasi B maka anak hanya memperhatikan situasi A, kemudian B.
C)     Stadium operasional kongkrit (7-11 th)
Stadium operasional kongkrit dapat digambarkan sebagai menjadinya positif cirri-ciri yang negatif pada stadium berfikir pra-operasional.
D)    Stadium operasional formal (mulai 11 tahun)
Berfikir operasional formal mempunyai 2 aspek formal:
*      Sifat Deduktif-hipotesis => bila anak yang berfikir operasional konkrit harus menyelesaikan suatu masalah maka ia langsung memasuki masalahnya.
*      Berfikir operasional formal => sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana dilakukan analisanya.
E)     Perpindahan dari berfikir pra-operasional ke operasional konkrit
Tugas-tugas yang dapat menggambarkan perpindahan dari berfikir pra-operasional ke operasional konkrit menurut plaget:
*      Mengatur secara serial : anak dapat mengatur tongkat secara panjang pendek apabila di beri macam-macam tongkat.
*      Klasifikasi : bila anak umur 2-5 tahun diberi sejumlah balok balok yang mempunyai warna dan bentuk yang berbeda beda dan bila ia ditanyakan balok balok mana yang sama, maka ia tidak dapat manjawabnya. Anak hanya membuat apa yang disebut “conceptural chains” berbeda. suatu contoh rangkaian konsep adalah: subuah segi empat putih, sebuah segi empat merah. Anak selalu merubah ubah dasar konsepnya dalam meletakan urutan balok yang berikutnya.
Inklusi kelas :: ia belum mengerti bagaimana relasi-relasinya diantara tingkatan yang berbeda-beda dalam hirargi.
Situasi peralihan ;; anak kadang” bias dan kadang” tidak bias menyelesaikan masalahnya.

*      Kekuatan perkembangan
Pendapat organismis berpendapat bahwa itelegensi hanya ditentukan oleh mekanisme” permasakan yang biologis saja; perbedaan” perseorangan disebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan bawaan , factor” kelilingtidak berpengaruh terhadap perkembangan.
TerTProses perkembangan dipengarui oleh 4 faktor:
*      Pemasakan : tumbuhnya struktur” fisik secara berangsur-angsur mempunyai akibat pada perkembangan kognitif anak.
*      Pengalaman / konflik dengan lingkungan
*      Penyerahan social
*      Ekwilibarsi : mengintregasi efek” ketiga factor sebelumnya yang masing” kurang cukup memeberikan keterangan mengenai proses perkembangan.
*      Kritik-kritik terhadap teori Plaget
Perkembangan berjalan spontan dan lingkungan hanya mempunyai pengaruh menghambat/ mempengaruhi sedikit. Dasar pekembangan kognitif ada dalam pengalaman melalui berbuat aktif dengan benda” keliling.

6)      Intelegensi serta keberhasilan di sekolah
Menurut observasi Haditono masalah underachiever di sebabkan oleh beberapa factor:
*      Kurangnya fasilitas belajar dalam arti luas di sekolah” terutanma di pelosok”, maupun di rumah.
*      Kurangnya stimulasioleh orang tua di rumah.
*      Gizi yang tercukupi maka kapasitas otaknya lebih baik.

7)      Permasalahan stimulasi perkembangan kompensatoris
Alasan kenapa progam ini dapat berjalan dengan lancar:
*      Ternyata anak” kulit hitam & anak” kelompok minoritas lainnya seperti anak” Puertoriko tidak dapat mengunjungi sekolah Taman Kanak” karena masalah keuangan. Sekolah TK di Amerika sangat mahal karena didirikan oleh swasta.
*      Inteligensi tidak semua aspek ditentukan oleh keturunan, lingkungan dapat mengadakan banyak stimulasi dalam hal prestasi intelegensi.
Menurut Betty Caldwell, ada 4 fase sampai permulaan tahun 1970:
*      Optimisme & kegairahan pada saat” permulaan
*      Tahun 1966 orang menjadi skeptic
*      Westinghouse report 1969 menimbulkan suatu desilusi yang berat.
*      Konsolidasi
Faktonetik yang menyebabkan perbedaan” individual ditolak karena pertimbangan sejarah, politis dan idiologis.

8)      Anak” denagn kecerdasan tinggi
                                            I.            Berbagai pandangan mengenaikecerdasan yang tinggi
Pandangan” mengenai kecerdasan yang tinggi di bedakan dalam 4 kelompok :
*      Determinan sosio-kulturan=> aselerasi fisik(percepatan pertumbuhaan) dengan pengaruh yang positif, di sebabkan karena berjalan bersama” dengan peningkatan intelegensi.
*      Pertimbangan dari segi teori keturunan
*      Pandangan klinis / hipotesa mengenai disharmoni
*      Menurut hipotesa mengenal hormone=> maka anak” dengan kecerdasan tinggi tidak hanya istimewa kecerdasannya melainkan, juga dalam fisik & psikisnya sangat sehat

                                         II.            Pengertian mengenal anak” dengan kecerdasan tinggi
Disamping lingkungan yang baik dan penuh stimulasi, terutama juga sikap ingin berprestasi baik dan menyelesaikan sesuatu, merupakan persyaratan yang mutlak untuk mencapai prestasi” yang tinggi. Sesuai dengan prinsip emansipasi bahwa pada anak yang mempunyai kecerdasan tinggi sampai sekarang agak ditelantarkan harus di berikan perhatian sedemikian rupa hingga mereka memperolehkesempatan berkembana yang optimal.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Laguku

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogger templates

 

Followers

 

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger